Sunday, April 13, 2014

Kisah Berkesan di Pondok: Mencari Barokah....

Bismillahirohmanirrohim....
Dengan menyebut nama Alloh yang Maha Pengasih dan Penyayang

Ketika mulai mengajar di pondok terasa sekali perbedaanya dengan mengajar di sekolah umum. Terutama ketika santri-santrinya memasuki kelas XII dan menghadapi UN (Ujian Nasional). Apakah perbedaan tersebut?? Santri-santri bilang MENCARI BAROKAH guru dan pondok. Sebagian besar siswa berlomba-lomba agar guru-gurunya, ustad dan ustadzahnya mendoakan mereka dengan ikhlas. Inilah kisah yang saya temui dan yang bisa diceritakan. (Mohon maaf jika ada kesalahan)

1.  Menyapu dan Membersihkan Masjid
Suatu hari setelah mengakhiri pelajaran, saya berlama-lama di ruang kelas masjid sambil membereskan buku-buku. Saya menyusuri masjid dengan santai dan mata menangkap seorang santriwati yang saya kenal. Ia dengan asyiknya menyapu lantai masjid yang kotor setelah dipakai untuk belajar. Ia juga menata meja-meja yang tidak tertata. Tidak tampak diwajahnya perasaan terpaksa, ia sangat ikhlas mengerjakannya. Kutegur ia," Nak... kok belum balik ke asrama??" Ia menjawab dengan santun," Injih bu... sebentar lagi setelah saya selesai menyapu.". Sayapun tersenyum," Ya wes nak... ibu pulang duluan ya." "Injih bu..." jawabnya. Saya pun ngebatin, mudah-mudahan anak ini mendapatkan barokah masjid sehingga bisa lolos di PTN yang diinginkannya. Aamiin

Di hari yang lainpun ketika saya menginap di pondok, santriwati tersebut tanpa disuruh mencucikan piring-piring dan gelas yang habis dipakai guru, ustad/ ustadzahnya. Sayapun kembali ngebatin yang sama. In sha Alloh, saya yakin guru-guru, ustad/ ustadzah pun juga ngebatin hal yang sama. Alhamdulillah, ia diterima di UIN Sunan Ampel jurusan pendidikan bahasa Inggris.

2.  Mengobrol dengan Marbot Masjid
Marbot masjid adalah seseorang yang bertugas membersihkan masjid. Seringkali keberadaan marbot masjid seperti ada dan tiada. Suatu hari, saya memergoki dua santriwati yang bersahabat sedang mengobrol asiknya dengan marbot masjid tersebut. Mereka tampak akrab. Sang marbot tersebut tampak senang dengan perhatian dan kepedulian dari kedua santriwati yang bersahabat itu. Saya pun kembali tersenyum dan berkata dalam hati,"Semoga mereka mendapat barokah dari marbot masjid tersebut". Alhamdulillah kedua sahabat tersebut diterima di ITS dan Universitas Airlangga.

3.  Tawadhu dengan kata-kata guru, ustad/ ustadzahnya.
Suatu hari ketika saya sedang mengobrol dengan teman sejawat yang sedang menempuh S-3 Pendidikan Matematika di Malang tiba-tiba kami dihampiri dan dimintai pendapat seorang santriwati. Ia meminta pendapat kami mengenai pilihan-pilihan jurusan yang akan diambil salahsatunya jurusan kedokteran. Kami hanya bertatapan mata ketika ia meminta pendapat mengenai jurusan kedokteran. Menurut pendapat kami, walau ia tekun tapi untuk memasuki kedokteran sangatlah berat. Saya pun berkata sama santriwati tersebut," Ga papa pilihlah sesuai cita-citamu sebagai pilihan pertama, untuk pilihan-pilihan lainnya sesuaikan dengan kemampuan, bakat dan minatmu. Mudah-mudahan Alloh mengizabahnya. Aamiin. Jika kamu punya MIMPI BESAR BERARTI USAHA DAN DOANYA JUGA HARUS BESAR. Janganlah menyia-nyiakan waktu untuk tidak belajar. Walau temanmu asyik ngobrol dan bercanda dan kamu tetap belajar janganlah kamu terpengaruh. Konsistenlah dan perbanyak zikirnya." Itu saja pesan kami berdua kepada santriwati tersebut. Subhanallah, ia mengikuti kata-kata kami. Walau temennya bercanda atau mengobrol ia tidak terpengaruh, ia tampak asyik dengan soal-soal dan sesekali ia berzikir. Alhamdulillah, ia diterima di UIN Jakarta jurusan Kimia.

4.  Anak olimpiade kimia yang selalu memperhatikan guru ketika menerangkan pelajaran
Santri ini sangat cerdas, dengan sekali memperhatikan ia mampu memahami pelajaran dengan cepat dan kadang-kadang terlihat bosan dengan pelajaran yang sedang diterangkan. Ia bosan karena sudah memahaminya. Walaupun begitu, ia sangat menghargai gurunya dengan tetap memperhatikan penjelasan guru walau sesekali ia asik dengan soal-soal olimpiade kimianya. Alhamdulillah, ia diterima di UIN Jakarta jurusan kedokteran dengan beasiswa full dari Departemen Agama.

5.  Selalu solat berjamaah di masjid dan membaca Al-Quran setelah solat
Kelasku yang akan kumasuki tampak heboh, karena salah satu penghuni kelas tersebut ada yang diterima di UIN Jakarta jurusan kedokteran melalui jalur SNMPTN Undangan. Menurut teman-temannya kemampuan akademisnya biasa-biasa saja tepi karena ia yang paling rajin solat berjamaah di masjid dan membaca Al-Quran Alloh mengizabah doa-doanya. Aamiin. Aku hanya tersenyum mendengar celotehan mereka. Semoga kita semua mendapat hikmahnya ya nak... 

Masih banyak lagi cara-cara santri/santriwati mencari barokah. Ada yang memberikan jajan dan minum untuk gurunya setiap kali mengajar. Membawakan barang-barang gurunya, mencium tangan gurunya ataupun secara langsung meminta doa kepada kami untuk kesuksesan mereka. Yang paling kami senangi adalah diberikan jajan, hehehe....

Akhir kalam, Walaupun kemampuan akademis kita biasa-biasa saja, in sha Alloh, jika kita berikhtiar dan bersungguh-sungguh mencari ridho Alloh dengan banyak cara. Alloh akan mengizabah mimpi dan cita-cita kita dengan cara yang indah dan waktu yang tepat. Aamin YRA

0901-20042014
Di Kamarku-Sawunggaling-Sidoarjo
Setelah Hujan Membasahi Bumi

No comments :

Post a Comment